Mengingataku pernah dimiliki olehmu...
adalah hal termanis untuk berterima kasih
pada diri sendiri.
Atas warna pertama yang kau bawa di hidupku;
Atas cahaya indah yang kau letakkan dimataku;
Atas senyuma pertama yang buatku tampak konyol;
Atas getaran aneh yang menjaga hidupku tetap bernyawa;
Atas waktu yang memilih tinggal bersamaku dengan nama dan wajah yang sama (kenangan).
Mengingat bahwa aku pernah dimiliki olehmu,
Sunggih buatku tahu diri dan menghargai kerjanya waktu,
tuk relakan perginya sebuah penyesalan
dengan senyuman yang kau ajarkan.
(Dedicated to my first love NL)
Kamis, 08 Oktober 2009
"Diamku untukmu" (18/09/04) 24:00
Menikammu dari belakang sering kulakukan,
meski sasarannya selalu meleset;
karena belatihnya lebih sering melukaiku.
Tapi tak pernah kusegan melakukannya,
mengingat kau pun melakukannya setiap kali dengan sengaja.
Senyummu kemarin, diam-diam tak pernah kusampaikan..
Rindumu yang paling, kubagi dua; aku dan dia...
Kata-kata cintamu, kuikat dengan tegaku...
Mawarmu selalu sampai padanya; meski nilai merahnya telah lebih dulu kukecup.
Saat mimpi-mimpimu berlari, kuyakinkan dia untuk bermimpi sangat lamban...
Tali yang kau ingin buat simpulnya,
kubiarkan tetap terurai tanpa arti.
Kau menyadari kehadirannya saat denganku...
Aku menyadari kehadiranmu ketika dengannya...
Dia menyadari kehadiranku saat denganmu...
meski sasarannya selalu meleset;
karena belatihnya lebih sering melukaiku.
Tapi tak pernah kusegan melakukannya,
mengingat kau pun melakukannya setiap kali dengan sengaja.
Senyummu kemarin, diam-diam tak pernah kusampaikan..
Rindumu yang paling, kubagi dua; aku dan dia...
Kata-kata cintamu, kuikat dengan tegaku...
Mawarmu selalu sampai padanya; meski nilai merahnya telah lebih dulu kukecup.
Saat mimpi-mimpimu berlari, kuyakinkan dia untuk bermimpi sangat lamban...
Tali yang kau ingin buat simpulnya,
kubiarkan tetap terurai tanpa arti.
Kau menyadari kehadirannya saat denganku...
Aku menyadari kehadiranmu ketika dengannya...
Dia menyadari kehadiranku saat denganmu...
"Sang Waktu" (20/06/04) 19:19
Aku pernah bertemu dengan algojo sang waktu,
yang siap memenggal kesabaranku;
setiap kali hatiku mampu mengingatmu dan ragaku mampu memikirkanmu.
Kegelisahan menjadi teman sekaligus lawan;
yang kutemukan setiap kali bermain.
Pernah kuberkenalan dengan kaki tangan san waktu,
yang selalu gantikan kehadiranmu lewat kesepian.
Sering pula tertawa dengan kemampuan penuh, tapi lebih banyak berkabung: dengan sebuah penantian.
Tak pernah kau tahu, kapan aku memaki waktu
karena kau...
Kapan aku meratapi keberuntunganku memilikimu...
dan mengapa aku tak punya nyali tuk memandang wajah rembulan,
setiap kali dia menanyakan kau padaku.
yang siap memenggal kesabaranku;
setiap kali hatiku mampu mengingatmu dan ragaku mampu memikirkanmu.
Kegelisahan menjadi teman sekaligus lawan;
yang kutemukan setiap kali bermain.
Pernah kuberkenalan dengan kaki tangan san waktu,
yang selalu gantikan kehadiranmu lewat kesepian.
Sering pula tertawa dengan kemampuan penuh, tapi lebih banyak berkabung: dengan sebuah penantian.
Tak pernah kau tahu, kapan aku memaki waktu
karena kau...
Kapan aku meratapi keberuntunganku memilikimu...
dan mengapa aku tak punya nyali tuk memandang wajah rembulan,
setiap kali dia menanyakan kau padaku.
"Rahasia Kita" (12/02/04) 14:02
Tak seorangpun harus tahu;
Aku menciummu dengan cinta,
sejak malam dimana hatiku tidak perawan lagi.
Aku pun tidak harus merasa ternodai dan terhina,
ketika kehilangannya dengan kesengajaan penuh.
Bahkan aku tidak akan sembunyi
jika klak aku berpapasan dengan wajah kesucian,
karena kita tidak sedang melakukan kesalahan.
Aku hanya jatuh cinta padanya,
dan begitupun dia padaku.
Tak seorangpun harus tahu...
Aku menciummu dibibirmu.
Cukuplah mereka tahu bahwa kita adalah kekasih;
Yang tidak sedang mendobrak pintu sorga
untuk sebuah kenikmatan terlarang.
Aku menciummu dengan cinta,
sejak malam dimana hatiku tidak perawan lagi.
Aku pun tidak harus merasa ternodai dan terhina,
ketika kehilangannya dengan kesengajaan penuh.
Bahkan aku tidak akan sembunyi
jika klak aku berpapasan dengan wajah kesucian,
karena kita tidak sedang melakukan kesalahan.
Aku hanya jatuh cinta padanya,
dan begitupun dia padaku.
Tak seorangpun harus tahu...
Aku menciummu dibibirmu.
Cukuplah mereka tahu bahwa kita adalah kekasih;
Yang tidak sedang mendobrak pintu sorga
untuk sebuah kenikmatan terlarang.
"Arti sebuah Nama" (06/02/04) 16:48
Ada ikatan tak bernama; yang tak punya sepatu layak untuk dapat berjalan dengan indah
dalam waktu yang selalu berlari.
Rasa hormat membuat sang waktu memberinya sebuah ruang istimewah dihidup dengan nama "kenangan"..
Bukan karena aku tak pandai memberinya nama yang pantas...
ataupun dia yang sengaja lupa menamai,
tapi karena pertemuan itu kehilangan kekuatannya untuk beerbagi...
saat tidak ada yang berani memulai.
Nilainya memang tidak sempurna tapi ketidakberdayaan itu, buatnya sempurna untuk dikenang.
Pujangga Shakespeare yang besar.....!!!
Jika kau tak peduli arti sebuah nama, maka aku peduli.
dalam waktu yang selalu berlari.
Rasa hormat membuat sang waktu memberinya sebuah ruang istimewah dihidup dengan nama "kenangan"..
Bukan karena aku tak pandai memberinya nama yang pantas...
ataupun dia yang sengaja lupa menamai,
tapi karena pertemuan itu kehilangan kekuatannya untuk beerbagi...
saat tidak ada yang berani memulai.
Nilainya memang tidak sempurna tapi ketidakberdayaan itu, buatnya sempurna untuk dikenang.
Pujangga Shakespeare yang besar.....!!!
Jika kau tak peduli arti sebuah nama, maka aku peduli.
"Aku, Kekasihku dan Eros" (23/06/06) 23:11
Aku pernah seranjang dengan eros,
ketika aku berkelana denan kekasih hatiku.
Seperti laut yang sedang bergelora...
ada hasrat manis yang mengusik daging dan tulangku
diladang hati yang menanti siap untuk dipanen.
Aku dan kekasihku terbakar oleh putihnya...
Disetiap gerakan kecil yang mengguncang surga dihati kami; tanpa bisa mengingkari indahnya hitam
yang menggelitik hasrat liar terdalam.
Dia duduk diatas ranjang dan setia mengawasi kami dengan pandangannya yang menggoda
yang bisa membuat orang menjual jiwanya.
Sesekali dia mendekati kami dengan nama "nafsu"
dan menawan kesadaran jauh dari raga,
agar kami menunduk anggun padanya.
Satu gerakan salah dia mampu mematikan api sakral,
dimana kami bisa-bisa terbakar dalam api abadi.
Aku pernah seranjang dengan eros...
Dan kekasihku menghormatiku disana.
ketika aku berkelana denan kekasih hatiku.
Seperti laut yang sedang bergelora...
ada hasrat manis yang mengusik daging dan tulangku
diladang hati yang menanti siap untuk dipanen.
Aku dan kekasihku terbakar oleh putihnya...
Disetiap gerakan kecil yang mengguncang surga dihati kami; tanpa bisa mengingkari indahnya hitam
yang menggelitik hasrat liar terdalam.
Dia duduk diatas ranjang dan setia mengawasi kami dengan pandangannya yang menggoda
yang bisa membuat orang menjual jiwanya.
Sesekali dia mendekati kami dengan nama "nafsu"
dan menawan kesadaran jauh dari raga,
agar kami menunduk anggun padanya.
Satu gerakan salah dia mampu mematikan api sakral,
dimana kami bisa-bisa terbakar dalam api abadi.
Aku pernah seranjang dengan eros...
Dan kekasihku menghormatiku disana.
"Cemas" (11/07/05) 23:00
Cemas yang kemarin mengganggu tidurku...
mengetuk-ngetuk jendela kamarku, sekarang telah
berada dihatiku.
Dia berhasil memecahkan kaca yang kutempatkan pada salah satu ruang dihidupku.
Dengan santai duduk diatas sebuah kursi goyang dan tidak pernah berhenti mengguncang bagian ter-rapuh dalam manusiaku.
Memberi tekanan berat atas rindu yang kusimpan untukmu dan membangunkan kepekaan diri yang tertidur;
sejak cinta buatku tak mampu melihat apapun selain kau.
Jika bisa aku ingin mengusirnya jauh dari kamarku...
dari hatiku, tapi hanya dia yang kau tinggalkan untukku,
yang setiap hari selalu memastikan bahwa
dalam keadaan tidurpun aku tetap setia...
Meski arah angin tak bisa lagi mengatakan,
dimana hatimu berpijak saat kau jauh dariku.
mengetuk-ngetuk jendela kamarku, sekarang telah
berada dihatiku.
Dia berhasil memecahkan kaca yang kutempatkan pada salah satu ruang dihidupku.
Dengan santai duduk diatas sebuah kursi goyang dan tidak pernah berhenti mengguncang bagian ter-rapuh dalam manusiaku.
Memberi tekanan berat atas rindu yang kusimpan untukmu dan membangunkan kepekaan diri yang tertidur;
sejak cinta buatku tak mampu melihat apapun selain kau.
Jika bisa aku ingin mengusirnya jauh dari kamarku...
dari hatiku, tapi hanya dia yang kau tinggalkan untukku,
yang setiap hari selalu memastikan bahwa
dalam keadaan tidurpun aku tetap setia...
Meski arah angin tak bisa lagi mengatakan,
dimana hatimu berpijak saat kau jauh dariku.
Sabtu, 03 Oktober 2009
"Sapu tangan Milikmu" (12/06/05) 20:15
Sapu tangan yang kau bagi bersamaku
dibawah gerimis hujan...
diantara langkah kecil dan getaran hati kita,
Kini tak bisa lagi melindungiku dari derasnya hujan
yang mengalir karena kekuatan luka.
Semula cinta telah menunjukkan bahwa;
gerimis takkan menyakitiku, karena sapu tanganmu
selalu kau bagi denganku.
Tapi kini setelah waktu membawanya pergi
dan tercecer dalam ruang dimasa lalu dan membawanya kembali dalam kenangan.
Cinta buatku mengerti bahwa;
Bukan sapu tanganmu yang buatku nyaman dalam gerimis...tapi aku selamat hari itu...
karena aku ada dalam hatimu.
dibawah gerimis hujan...
diantara langkah kecil dan getaran hati kita,
Kini tak bisa lagi melindungiku dari derasnya hujan
yang mengalir karena kekuatan luka.
Semula cinta telah menunjukkan bahwa;
gerimis takkan menyakitiku, karena sapu tanganmu
selalu kau bagi denganku.
Tapi kini setelah waktu membawanya pergi
dan tercecer dalam ruang dimasa lalu dan membawanya kembali dalam kenangan.
Cinta buatku mengerti bahwa;
Bukan sapu tanganmu yang buatku nyaman dalam gerimis...tapi aku selamat hari itu...
karena aku ada dalam hatimu.
"Lelaki dibalik Hatiku" (01/10/05) 23:00
Jika kau bertemu dengan lelaki dibalik hatiku...
katakan padanya;
Aku memang mencintainya, tetapi hari ini aku lebih mencintainya.
Seharian dia telah memadamkan lampu dalam pikiranku akibatnya hatiku yang terbakar.
Dan jika kau bertemu dengan wanita yang bersembunyi dibalik hati kekasihku,
yang diam-diam bermain pematik api dengan kekasihku.
Katakan padanya;
Dia mungkin menang saat ini, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan wanita yang cemburu.
Namun jika kau tidak berpapasan dengan mereka...
biarlah kebenaran yang akan menemukan mereka dan mengadili hati mereka.
katakan padanya;
Aku memang mencintainya, tetapi hari ini aku lebih mencintainya.
Seharian dia telah memadamkan lampu dalam pikiranku akibatnya hatiku yang terbakar.
Dan jika kau bertemu dengan wanita yang bersembunyi dibalik hati kekasihku,
yang diam-diam bermain pematik api dengan kekasihku.
Katakan padanya;
Dia mungkin menang saat ini, tapi tidak ada yang bisa mengalahkan wanita yang cemburu.
Namun jika kau tidak berpapasan dengan mereka...
biarlah kebenaran yang akan menemukan mereka dan mengadili hati mereka.
Jumat, 02 Oktober 2009
"Cinta" (08/06/06) 24:00
Cinta...! aku merangkak dengan kata itu.
Diawasi dengan seksama oleh nama besarnya...
dan tumbuh dalam sebuah pemberian terhebat;
diatas pangkuan ayah dan ibuku.
Ketika waktu memberiku sepasang kaki untuk berjalan,
dengan naifnya aku justru berlari;
Melihat cinta sebagai bentuk keseluruhan dari pemberian.
Kuberbangga diri dengan cinta yang kuketahui,
telusuri jalan dan tempat yang sering dikunjunginya.
Namun ketika waktu berhenti dan menjadi mitra diamku dalam ruang kedewasaan.....
Kucoba lebih arif dengan kakiku,
berjalan dengan langkah yang rapi dan tidak tergesa-gesa.
Aku jadi memahami bahwa cinta,
tidak lagi berbicara tentang pemberian...
tapi lebih kepada berbagi.
Diawasi dengan seksama oleh nama besarnya...
dan tumbuh dalam sebuah pemberian terhebat;
diatas pangkuan ayah dan ibuku.
Ketika waktu memberiku sepasang kaki untuk berjalan,
dengan naifnya aku justru berlari;
Melihat cinta sebagai bentuk keseluruhan dari pemberian.
Kuberbangga diri dengan cinta yang kuketahui,
telusuri jalan dan tempat yang sering dikunjunginya.
Namun ketika waktu berhenti dan menjadi mitra diamku dalam ruang kedewasaan.....
Kucoba lebih arif dengan kakiku,
berjalan dengan langkah yang rapi dan tidak tergesa-gesa.
Aku jadi memahami bahwa cinta,
tidak lagi berbicara tentang pemberian...
tapi lebih kepada berbagi.
Kamis, 01 Oktober 2009
"Telaga Hati" (03/05/06) 19:00
Semampuku....... telah kucoba menyelami hatimu,
dengan segala riak-riak emosinya dan
dan keruh jernihnya hasrat kita;
Tempat dimana ego betah berlama-lama duduk memancing disana.
Setiap hasil tangkapannya yang dia peroleh dari telaga hatimu menjadi sandungan hatiku tuk jatuh dalam keraguan,
mengaburkan pandanganku saat menggapai hatimu;
Gerbang dimana kasih tanpa syarat menjadi harga mati tentang sebuah cinta.
Bila mengingat aku rentan mati dalam rasa ini,
jiwaku menjadi begitu letih...
karena tak banyak yang kutemukan tentang kau dan kekayaan hatimu.
Semampuku....... telah kucoba menyelami hatimu.
dengan segala riak-riak emosinya dan
dan keruh jernihnya hasrat kita;
Tempat dimana ego betah berlama-lama duduk memancing disana.
Setiap hasil tangkapannya yang dia peroleh dari telaga hatimu menjadi sandungan hatiku tuk jatuh dalam keraguan,
mengaburkan pandanganku saat menggapai hatimu;
Gerbang dimana kasih tanpa syarat menjadi harga mati tentang sebuah cinta.
Bila mengingat aku rentan mati dalam rasa ini,
jiwaku menjadi begitu letih...
karena tak banyak yang kutemukan tentang kau dan kekayaan hatimu.
Semampuku....... telah kucoba menyelami hatimu.
"Namaku Kembang Sepatu" (01/04/06) 23:30
Dinamaku ada cerita memilukan tentang bunga...
Dikelopakku ada warna perjuangan kaumku...
Dikuncupku ada warisan dari buyutku yang mengikat sampai keakar...
Sementara putikku; satu-satunya yang menentukan nasib baikku diistana kumbangku.
Aku benar-benar potret sempurna kekuatan sikumbang, tradisi dan takdirku.
Akarku menjadi saksi sejarah, betapa hidupku masih menjadi alas kaki sang empunya kuasa.
Meskipun dalam takdir itu tertulis cinta diriku untuk sikumbang, tapi apalah artinya jika keberadaanku tepasung dibawah kaki.
Aku menjadi tawanan kewajiban;
Kecantikan dan kelembutanku menjadi budak;
Aromaku cukup untuk diranjang kumbang saja,
bahkan hak untuk menatap matahari dan menikmati angin kebebasanku harus seizin dia.
Aku menjadi smbol perbudakan terhadap kaumku.
Sekarangpun aku masaih si Kembang Sepatu,
hanya saja sekarang aku memiliki kesempatan
menjadi diriku....
Mengemban makna namaku atas nasib dan integritasku sebagi perempuan....
Memperjuangkan hak-hak ku sebagai perempuan
Dan menjadi sepatu kaca atas cinta dan mimpi-mimpiku sebagai perempuan.
Dikelopakku ada warna perjuangan kaumku...
Dikuncupku ada warisan dari buyutku yang mengikat sampai keakar...
Sementara putikku; satu-satunya yang menentukan nasib baikku diistana kumbangku.
Aku benar-benar potret sempurna kekuatan sikumbang, tradisi dan takdirku.
Akarku menjadi saksi sejarah, betapa hidupku masih menjadi alas kaki sang empunya kuasa.
Meskipun dalam takdir itu tertulis cinta diriku untuk sikumbang, tapi apalah artinya jika keberadaanku tepasung dibawah kaki.
Aku menjadi tawanan kewajiban;
Kecantikan dan kelembutanku menjadi budak;
Aromaku cukup untuk diranjang kumbang saja,
bahkan hak untuk menatap matahari dan menikmati angin kebebasanku harus seizin dia.
Aku menjadi smbol perbudakan terhadap kaumku.
Sekarangpun aku masaih si Kembang Sepatu,
hanya saja sekarang aku memiliki kesempatan
menjadi diriku....
Mengemban makna namaku atas nasib dan integritasku sebagi perempuan....
Memperjuangkan hak-hak ku sebagai perempuan
Dan menjadi sepatu kaca atas cinta dan mimpi-mimpiku sebagai perempuan.
"Laut Kehidupanku" (01/04/06) 09:45
Laut kehidupanku tidak pernah sepi dari gelombang
yang berarak-arak.
Meski tidak selalu dinamis tapi konsisten adalah
janjinya pada hidup, saat pasang maupun surut.
Aku tidak terobsesi melihat diriku menjadi nalayan disana,
dua dayung kanan kiri lambang usaha dan takdir....
yang berusaha serasi mencapai pantai;
berharap tidak ada badai didepan.
Tidak pula memaksakan diri menjadi nakodah dilaut hidupku dan berniat besar menaklukkannya...
serta tertawa dengan bangga hati diseberang.
Ilmu berlayarku belum cukup untuk disombongkan!
Akupun tidak berharap bisa pamer bijak disana;
saat ada perahu terbalik dan sebuah kreatifitas mengambil alih energiku, menghadapi gelombang itu
dan mendapati diriku sebagai peselancar handal.
Aku hanya ingin memenangkan diriku
meski hanya itu yang kubawa setiap kali kuberlabu.
yang berarak-arak.
Meski tidak selalu dinamis tapi konsisten adalah
janjinya pada hidup, saat pasang maupun surut.
Aku tidak terobsesi melihat diriku menjadi nalayan disana,
dua dayung kanan kiri lambang usaha dan takdir....
yang berusaha serasi mencapai pantai;
berharap tidak ada badai didepan.
Tidak pula memaksakan diri menjadi nakodah dilaut hidupku dan berniat besar menaklukkannya...
serta tertawa dengan bangga hati diseberang.
Ilmu berlayarku belum cukup untuk disombongkan!
Akupun tidak berharap bisa pamer bijak disana;
saat ada perahu terbalik dan sebuah kreatifitas mengambil alih energiku, menghadapi gelombang itu
dan mendapati diriku sebagai peselancar handal.
Aku hanya ingin memenangkan diriku
meski hanya itu yang kubawa setiap kali kuberlabu.
"Filosofi Sungai" (08/03/06) 08:00
Aku melihat hidup itu seperti sebuah sungai;
Mengalir tanpa menyimpan kekuatiran.
Menikmati hidup kemana saja jiwa petualang
membawanya dan menaklukkannya....
menjadikan hidup tidak serumit yang terlihat.
Jernih dan keruhnya air tidak membuatnya mengeluhkan hilir dan hulunya.
Dia tidak menetap tapi lebih sering berhenti
dalam pikiran manusia.
Setiap hari aliran mengawalnya pada sebuah tujuan;
meski tidak terlihat,
keyakinan buatnya menjalani dengan hati.
Tidak ada yang buatnya beriak seperti hari ini...
dan pengalamannya dengan batu-batu sungai,
tak pernah menahannya dihari kemarin.
Dia patuh pada bisikan alam...karena alam adalah Tuhannya.
Mengalir tanpa menyimpan kekuatiran.
Menikmati hidup kemana saja jiwa petualang
membawanya dan menaklukkannya....
menjadikan hidup tidak serumit yang terlihat.
Jernih dan keruhnya air tidak membuatnya mengeluhkan hilir dan hulunya.
Dia tidak menetap tapi lebih sering berhenti
dalam pikiran manusia.
Setiap hari aliran mengawalnya pada sebuah tujuan;
meski tidak terlihat,
keyakinan buatnya menjalani dengan hati.
Tidak ada yang buatnya beriak seperti hari ini...
dan pengalamannya dengan batu-batu sungai,
tak pernah menahannya dihari kemarin.
Dia patuh pada bisikan alam...karena alam adalah Tuhannya.
"Jeritan si Sedap Malam" (22/03/06) 18:30
Ini bukan salahnya matahari;
ketika aku tumbuh tidak mengarah padanya.
Kelopak-kelopakku justru lebih menunduk anggun pada rembulan.
Meski sebagai bunga harusnya aku mekar dibawah langit yang sama dengan mawar; biru dan luas.
Tapi sebagai mana aku disapa "Bunga Sedap Malam" maka terlihat cantik dimalam hari adalah pesonaku.
Dengan bau harum yang lebih mirip parfum...
dan bermain nakal dengan rahasia musim semi.
Harus kulakoni diatas sofa dunia, disela-sela koridor yang telah membisu karena disuap senja.
Tidak hanya musim semi, tapi setiap kali matahari bergegas pergi.....
Aku telah terbeli oleh malam dan digadaikan pada tangan-tangan jahil yang berkarya atas kuncupku.
Andai saja aku memiliki duri;
Akan kubuat malam menghormatiku.
ketika aku tumbuh tidak mengarah padanya.
Kelopak-kelopakku justru lebih menunduk anggun pada rembulan.
Meski sebagai bunga harusnya aku mekar dibawah langit yang sama dengan mawar; biru dan luas.
Tapi sebagai mana aku disapa "Bunga Sedap Malam" maka terlihat cantik dimalam hari adalah pesonaku.
Dengan bau harum yang lebih mirip parfum...
dan bermain nakal dengan rahasia musim semi.
Harus kulakoni diatas sofa dunia, disela-sela koridor yang telah membisu karena disuap senja.
Tidak hanya musim semi, tapi setiap kali matahari bergegas pergi.....
Aku telah terbeli oleh malam dan digadaikan pada tangan-tangan jahil yang berkarya atas kuncupku.
Andai saja aku memiliki duri;
Akan kubuat malam menghormatiku.
Langganan:
Postingan (Atom)