Menikammu dari belakang sering kulakukan,
meski sasarannya selalu meleset;
karena belatihnya lebih sering melukaiku.
Tapi tak pernah kusegan melakukannya,
mengingat kau pun melakukannya setiap kali dengan sengaja.
Senyummu kemarin, diam-diam tak pernah kusampaikan..
Rindumu yang paling, kubagi dua; aku dan dia...
Kata-kata cintamu, kuikat dengan tegaku...
Mawarmu selalu sampai padanya; meski nilai merahnya telah lebih dulu kukecup.
Saat mimpi-mimpimu berlari, kuyakinkan dia untuk bermimpi sangat lamban...
Tali yang kau ingin buat simpulnya,
kubiarkan tetap terurai tanpa arti.
Kau menyadari kehadirannya saat denganku...
Aku menyadari kehadiranmu ketika dengannya...
Dia menyadari kehadiranku saat denganmu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar