Aku dan angin tak mungkin bersatu;
karena aku berpijak dibumi sedangkan dia bergaul akrab dengan langit.
Dia bermain dengan awan yang terbang diketinggian,
dan aku tertawa bersama rumput;
yang hidupnya kian hari kian mendekati tanah.
Meski kisah ini terbilang nekad, namun cukup dengan dia
memandang ke bawah dan aku memandang ke atas;
Kami menyatu dalam pandangan.
Pernah angin merendah sekedar ingin menyentuh wajahku
dengan hembusan lembutnya, tapi sungai dan rumput
mengusirnya pergi dengan keangkuhan air dan tanah.
Aku pun berharap tangan nasib sekali saja...
melemparkanku sejauh mungkin ke udara,
biar cinta ini dapat kubisikkan pada telinga angkasa.
Sayang mimpi indah itu menjadi kenyataan pahit; aku dan angin.
Aku dan angin tak mungkin bersatu;
karena aku adalah kerikil kecil...
yang bersaudarakan sungai dan berteman dengan rumput.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar