Kita memulainya bersama;
Saat matahari masih hangat untuk disentuh.
Berjanji mengakhirinya bersama diujung waktu;
Disuatu tempat dimana matahari bersinar dengan warna emas.
Hanya saja terik cahayanya siang tadi telah melemahkan hatiku;
Saat ada jiwa yang menawarkan bayangannya untukku berteduh sejenak dari fananya hidup.
Aku kehausan dan dia menawarkanku madu
dimana aku harus berbagi cangkir dengannya.
Ketika cangkir itu pecah, aku membutuhkan air layaknya lautan;
Lautan yang membuatku mabuk dalam geloranya.
Kusadari bahwa hatiku padamu tidak terselamatkan lagi.
Aku telah menghentikan waktu milik kita.
Aku telah jauh meninggalkanmu dalam fatamorgana yang menyiksa.
Tak pernah kutahu jalan kembali ke hatimu;
tempat dimana aku menyentuh matahari.
Jiwanya telah menawan hatiku ditempat yang sangat dalam, jauh dari cahaya yang dapat mengawalku padamu.
Tapi dimanapun kau berada sekarang;
Aku yakin kau sedang menikmati cahaya emas itu.
Tidak ditempat kita...,
karena tempat itu tidak ter-peta-kan lagi;
Tetapi dimata orang yang kau cintai, begitupun aku....
Kita memang tidak pernah sampai ditempat tujuan kita,
namun kita berdua telah melihat cahaya itu dengan cara yang sama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar